Bisnis.com, JAKARTA – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mendorong pelaku UMKM yang akan melakukan ekspor untuk memperhatikan beberapa hal agar produknya mampus menembus pasar global.
“Saya beberapa kali ke luar negeri untuk mempromosikan UMKM kita, ada beberapa key word yang harus kita perhatikan, yang pertama adalah kualitas produk,” tuturnya ada sesi SMEs Go Digital: Bring SMEs to the World dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI x KKI 2024) di JCC Senayan, Minggu (4/8/2024).
Menurutnya, suatu produk harus memenuhi syarat-syarat yang sesuai dengan standar internasional. Termasuk sertifikasi halal bagi pengiriman ke negara dengan penduduk muslim.
Selain halal, lanjutnya, sertifikasi kesehatan secara global juga perlu diperhatikan. Termasuk komposisi produk harus secara lengkap dalam kemasan.
Selain itu, Juda juga kerap mendapatkan complain dari para buyer di luar negeri terkait kontinuitas suplai produk. Tidak sedikit buyer yang mengeluhkan bahwa pengiriman produk dari Indonesia hanya berlangsung satu hingga dua bulan.
“Bulan ketiga sudah setop, enggak ada barangnya. Ini yang kemudian kredibilitas atau kepercayaan buyer itu menjadi turun,” ujarnya.
Juda menjelaskan bahwa pembeli juga memeprhatikan narasi dari suatu produk, terutama produk yang memiliki kekhasan. Sebagai contoh, Bank Indonesia memberikan pendampingan terhadap UMKM yang menjual kain tradisional atau Wastra.
Cerita dari kain tersebut menjadi penting, apalagi kepada pembeli yang konsen terhadap kelestarian budaya maupun lingkungan.
Terakhir, invoasi dari produk menjadi perhatian bagi UMKM. Pasalnya, inovasi dan tren sangat cepat berubah secara global.
“Kirim ke Amerika, tanya kurator di Amerika, sekarang tren-nya seperti apa, sehingga kita bisa mengikuti. Jadi inovasi itu penting,” jelasnya.
Adapun, dalam hal UMKM, Bank Indonesia juga berperan untuk mendampingi pelaku UMKM onboarding digital, pembinaan literasi, serta mendorong penggunaan QR Indonesian Standard (QRIS).